Perbedaan
Songket dengan Tenun Lainnya
Beda tenun songket dengan kain tenun lainnya yaitu
terdapat pada benang perak, emas dan tembaga diatas benang lungsi. Penempatan
benang tersebut dapat diatur sesuai keinginan dan kreativitas pengrajin. Tenun
ini terdapat di daerah Sumatera seperti Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu, Jambi,
Sumatera Selatan dan Lampung.
Jenis kain tenun di Indonesia punya penyebutan nama yang beragam.
Yang sering kita dengar adalah kain Tenun Songket dan kain Tenun Ikat.
Sebenarnya antara Tenun Songket dan Tenun Ikat memiliki perbedaan sebagai
berikut :
Teknik pembuatan
Kain
songket dibuat dengan menggunakan benang pakan dan lungsi. Pakan yaitu benang
yang letaknya mendatar atau melintang (horizontal) pada kain. Lungsi yaitu
benang yang terikat pada alat tenun dan posisinya tegak lurus (vertikal) pada
selembar kain. Pada kain Songket untuk membentuk corak atau motif kain biasanya
menggunakan teknik anyaman dari benang pakan. Karena sehelai benang pada
Songket hanya memiliki satu warna saja. Sehingga permukaan selembar kainya
memiliki anyaman benang yang timbul.
Sementara,
pakan pada Tenun Ikat memiliki beragam warna dalam satu helai benangnya.
Misalnya sehelai benang itu sebagian berwarna putih, hitam atau merah
tergantung dari pencelupan. Teknik pewarnaan itulah yang menjadikan corak atau
motifnya pada selembar kain. Sehingga dalam proses tenunnya benang pakan
memiliki permukaan yang sama dengan benang lungsi sebab tidak dianyam per
benang.
Lama Pengerjaan
Karena
songket hanya memiliki satu warna pada sehelai benangnya, waktu yang dibutuhkan
untuk pengerjaannya pun menjadi lebih lama. Paling cepat bisa dikerjakan dalam
waktu beberapa minggu. Kalau coraknya rumit pengerjaannya dapat memakan waktu
berbulan-bulan atau bahkan tahunan.
Sementara,
tenun ikat karena sehelai benang bisa memiliki ragam warna, pengerjaannya pun
menjadi lebih cepat dari songket. Teknik ini sama seperti pada pembuatan sarung
tenun. Penenun bisa menyelesaikan selembar kain dalam waktu beberapa hari.
Alat
Alat
yang digunakan pada kain songket umumnya masih menggunakan alat tenun
tradisional. Kalau di Bali disebut alat tenun cakcak, di Jawa dengan sebutan
alat tenun gedog, atau di Lombok dikenal dengan alat tenun sesek/nyesek. Alat itu sangat
tradisional. Biasanya digunakan dalam posisi duduk lesehan. Teknis nya pun
sangat manual. Benang pakan dimasukkan melewati benang lungsin dengan tangan.
Sedangkan kaki penenun tidak bergerak.
Tenun ikat menggunakan alat yang lebih semi otomatis. Penenun biasanya
menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Penggunaan ATBM membuat selembar
kain tenun selesai dalam waktu lebih cepat. Sebab anyaman benang pakan pada
lungsi digerakkan dengan bantuan alat mekanis sederhana yaitu tuas yang diinjak
oleh penenun.
Pengerjaan Songket Melayu Riau menggunakan ATBM