Benang Katun adalah jenis benang yang digunakan sebagai Lungsi untuk pembuatan Kain Tenun Songket Melayu Riau. Pengrajin biasanya menggunakan benang katun berwarna hitam, karena saat diberi Pakan dengan warna-warna lain seperti merah, hijau, biru maka hasil jadi kainnya tidak merubah warna, tetap seperti warna pakannya. Hanya saja tampilannya setingkat lebih gelap, karena lungsinya berwarna hitam.
Berikut ini adalah benang katun yang lazim digunakan di Pekanbaru - Riau :
Songket Melayu Riau
Jumat, 15 November 2019
Jumat, 15 Juli 2016
Info Lowongan Kerja
Rumah Jahit Femina –
Pekanbaru
Rumah
Jahit Femina merupakan gerai yang menyediakan
Bahan Busana Bordir Kerancang, Tenun Songket, dan Modiste (penjahit khusus
busana wanita).
Posisi Pekerjaan :
Penenun
Persyaratan :
- Lulusan SMK Tekstil
Kriya / Tata Busana (berijazah), atau pernah mengikuti Pelatihan Tenun / Magang
Tenun, atau Telah Berpengalaman 1 tahun.
- Perempuan, Belum
Menikah, umur 19 – 25 tahun.
- Jujur, lebih disukai
Suku Jawa.
- Domisili di kota Pekanbaru.
"Rumah Jahit Femina",
Perumahan Bandar Asri,
Jl.
Rawa Sejati No. 4 Rt.01/Rw.10, (belakang Warehouse JNE Rawa Indah), Sidomulyo
Timur - Marpoyan Damai, Pekanbaru 28125
Sabtu, 14 November 2015
Perbedaan
Songket dengan Tenun Lainnya
Beda tenun songket dengan kain tenun lainnya yaitu
terdapat pada benang perak, emas dan tembaga diatas benang lungsi. Penempatan
benang tersebut dapat diatur sesuai keinginan dan kreativitas pengrajin. Tenun
ini terdapat di daerah Sumatera seperti Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu, Jambi,
Sumatera Selatan dan Lampung.
Jenis kain tenun di Indonesia punya penyebutan nama yang beragam.
Yang sering kita dengar adalah kain Tenun Songket dan kain Tenun Ikat.
Sebenarnya antara Tenun Songket dan Tenun Ikat memiliki perbedaan sebagai
berikut :
Teknik pembuatan
Kain
songket dibuat dengan menggunakan benang pakan dan lungsi. Pakan yaitu benang
yang letaknya mendatar atau melintang (horizontal) pada kain. Lungsi yaitu
benang yang terikat pada alat tenun dan posisinya tegak lurus (vertikal) pada
selembar kain. Pada kain Songket untuk membentuk corak atau motif kain biasanya
menggunakan teknik anyaman dari benang pakan. Karena sehelai benang pada
Songket hanya memiliki satu warna saja. Sehingga permukaan selembar kainya
memiliki anyaman benang yang timbul.
Sementara,
pakan pada Tenun Ikat memiliki beragam warna dalam satu helai benangnya.
Misalnya sehelai benang itu sebagian berwarna putih, hitam atau merah
tergantung dari pencelupan. Teknik pewarnaan itulah yang menjadikan corak atau
motifnya pada selembar kain. Sehingga dalam proses tenunnya benang pakan
memiliki permukaan yang sama dengan benang lungsi sebab tidak dianyam per
benang.
Lama Pengerjaan
Karena
songket hanya memiliki satu warna pada sehelai benangnya, waktu yang dibutuhkan
untuk pengerjaannya pun menjadi lebih lama. Paling cepat bisa dikerjakan dalam
waktu beberapa minggu. Kalau coraknya rumit pengerjaannya dapat memakan waktu
berbulan-bulan atau bahkan tahunan.
Sementara,
tenun ikat karena sehelai benang bisa memiliki ragam warna, pengerjaannya pun
menjadi lebih cepat dari songket. Teknik ini sama seperti pada pembuatan sarung
tenun. Penenun bisa menyelesaikan selembar kain dalam waktu beberapa hari.
Alat
Alat
yang digunakan pada kain songket umumnya masih menggunakan alat tenun
tradisional. Kalau di Bali disebut alat tenun cakcak, di Jawa dengan sebutan
alat tenun gedog, atau di Lombok dikenal dengan alat tenun sesek/nyesek. Alat itu sangat
tradisional. Biasanya digunakan dalam posisi duduk lesehan. Teknis nya pun
sangat manual. Benang pakan dimasukkan melewati benang lungsin dengan tangan.
Sedangkan kaki penenun tidak bergerak.
Tenun ikat menggunakan alat yang lebih semi otomatis. Penenun biasanya
menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Penggunaan ATBM membuat selembar
kain tenun selesai dalam waktu lebih cepat. Sebab anyaman benang pakan pada
lungsi digerakkan dengan bantuan alat mekanis sederhana yaitu tuas yang diinjak
oleh penenun.
Pengerjaan Songket Melayu Riau menggunakan ATBM
Jumat, 13 November 2015
Koleksi
Ragam Songket Melayu Riau
Di blog ini kami menawarkan koleksi Songket Melayu Riau. Kain tenun ini dibuat oleh para pengrajin setempat yang telah berpengalaman dan terbiasa mengerjakan kain tenun ini dengan motif khas Melayu yang ada di Riau. Ditenun dengan menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin). Meskipun di daerah lain atau di negara lain terdapat juga etnis Melayu yang memiliki kain tenun, seperti Melayu Deli di Sumatera Utara atau Melayu di Malaysia, namun motif dan pemilihan warna benang (kain)nya masing-masing tidak sama.
Selain itu, tanpa sengaja kami juga menemukan 'kain tenun Riau' yang diproduksi dari luar daerah Riau. Hasil tenunannya mereka klaim sebagai Songket Melayu Riau juga karena untuk dipasarkan di Pekanbaru - Riau, lalu dipajang dan dijual di suatu toko souvenir yang cukup besar di Pekanbaru. Kain tenunnya pun bisa dikatakan lebih bagus dari yang aslinya dikerjakan oleh penenun di Pekanbaru dan harganya pun jauh lebih murah. Sekilas, pilihan warna benang yang pada kain tenunnya, sama dengan warna-warna kesukaan masyarakat di Riau yang cenderung memilih warna cerah. Dan motif yang dipakai juga ada kemiripannya. Tapi bila dilihat lebih dekat dan dicermati, maka kain tenunnya tersebut belum bisa disebut sebagai Songket Melayu Riau meskipun sudah 'mendekati' atau mirip.
Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan tenun khas Riau ini, maka tidak akan sulit untuk membedakannya. Tapi bagi yang belum pernah melihat Songket Riau, seperti pelancong domestik atau wisatawan mancanegara, yang biasanya mencari kain tenun khas Riau ini sebagai oleh-oleh, koleksi atau untuk pemakaian sendiri, tentunya tidak paham dengan perbedaan yang terdapat pada kedua kain tenun tersebut.
Koleksi Songket Melayu Riau yang tersedia di gerai kami, adalah asli buatan penenun di Riau. Dan hanya ada beberapa set saja yang tersedia (ready stock). Lainnya dibuat berdasarkan pesanan. Untuk mengerjakan 1 set songket membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Satu set songket terdiri dari 3 lembar kain, yaitu: Kain Ibu, Kain Bapak dan Selendang. Begitu pun, kita tetap menerima pesanan set songket yang terdiri dari kain ibu dan selendangnya saja.
Berikut ini adalah koleksi Songket Melayu Riau yang kami tawarkan kepada customer, baik yang mampir ke showroom maupun yang berkunjung ke gerai online kami.
TSM-01
TSM-04
TSM-06
TSM-14
TSM-15
TSM - 17
TSM - 20
Info dan Pesanan:
HP. 0813 9615 4436
PIN BB. 2A6D18CE
FB : Rumah Kerancang Femina
Kamis, 05 November 2015
Sejarah dan Perkembangan Kain Tenun Songket Riau
Kain tenun di Riau yang
sekarang banyak dijumpai merupakan kain tenun tradisional turunan dari tenun di
daerah Siak, Riau. Kain tenun Siak sendiri merupakan budaya yang awalnya
diperkenalkan oleh suku Melayu dari Trengganu , Malaysia.
Masyarakat Riau mulai
mengenal kain tenun sejak masa pemerintahan Kerajaan Siak. Ibukota kerajaan
Siak masih terletak di Siak, atau sekarang dikenal dengan nama Siak Sri
Indrapura. Pada masa pemerintahan Sultan Sayid Ali, hubungan antar Kerajaan
Siak dengan kerajaan di Semenanjung Melayu sangatlah erat. Masyarakat Siak
belajar menenun dari perajin tenun bernama Wan Siti binti Wan Karim yang
sengaja didatangkan dari Kerajaan Trengganu , Malaysia .
Pada waktu itu alat
tenun yang digunakan berupa alat tenun sederhana dari bahan kayu yang berukuran
sekitar 1 x 2 meter. Disebut ‘kik’. Sesuai dengan ukuran alatnya, maka
lebar kain yang dihasilkan tidak terlalu besar, sehingga tidak cukup untuk
digunakan membuat satu kain sarung. Untuk membuat satu kain sarung harus
menyambung dua kain yang telah jadi, proses ini disebut ‘Berkampuh’.
Pada masa tersebut Siak
bisa dikatakan sebagai sentra tenun yang khusus menyediakan kain bagi pakaian
para bangsawan di kerajaan. Namun, setelah itu pusat pemerintahan mulai
dipindahkan ke daerah tepian sungai yang kemudian dikenal sebagai Pekanbaru.
Perpindahan pusat pemerintahan ke Pekanbaru, otomatis semua perangkat negeri
dan pusat kebudayaan pun berpindah. Seiring waktu, kesenian dan kebudayaan
Melayu mulai berkembang, termasuk kerajinan tenun tradisionalnya. Bermula dari
sinilah Tenun Siak mulai berkembang dan dinamai dengan Tenun Melayu Pekanbaru.
Berkembangnya tenun
tradisional Riau tidak lepas dari peranan tokoh-tokoh masyarakat. Tokoh wanita
Melayu Riau yang sangat berperan dalam mengembangkan kerajinan kain tenun Siak
di Riau adalah Tengku Maharatu, permaisuri Sultan Syarif Kasim II. Beliau
mengajarkan cara bertenun kepada kaum wanita di Siak dengan tujuan meningkatkan
derajat wanita melalui penambahan keterampilan bertenun tersebut.
Kain tradisional daerah
Riau merupakan kain tenun, atau biasa disebut oleh perajin dan pendatang
sebagai kain songket. Tenun tradisional Riau pada masa dahulu hanya digunakan
untuk kalangan bangsawan atau kaum kerajaan saja. Namun seiring waktu, kain
tenun ini mulai digunakan secara luas. Paling lazim kain tenun tradisional
digunakan untuk acara pernikahan adat Riau sebagai bahan utama pembuat pakaian
pengantin, dan juga sebagai salah satu hadiah pernikahan (seserahan) untuk mempelai.
Selain itu, mulai banyak produk kerajinan yang dibuat dari tenun khas Riau.
Untuk cinderamata misalnya, dibuat souvenir gantungan kunci berbentuk pakaian
adat Riau dengan aksen tenun. Ada pula wadah tisu, sarung bantal, kap
lampu, tempat perhiasan, tas, dan lain-lain.
Untuk tetap
melestarikan kain tenun tradisional Riau dan akar kebudayaan Melayu, maka
pemerintah daerah Riau menerapkan peraturan seragam untuk pegawai negeri sipil
di wilayah Riau. Aturan seragam tersebut yaitu pada hari Kamis diwajibkan
menggunakan pakaian khas dengan kain tenun Riau, sedangkan hari Jumat,
diwajibkan untuk mengenakan baju adat khas Melayu. Dengan demikian, kebutuhan
masyarakat terhadap tenun tradisional Riau akan tetap ada, sehingga kain tenun
akan tetap diproduksi. Hal ini merupakan salah satu usaha melestarikan tenun
tradisional Riau. Temukan koleksi songket melayu riau di www.rumahjahitfemina.com
Rabu, 18 Februari 2015
Selamat Datang
Berkunjunglah ke gerai kami dan temukan koleksi Tenun Songket Melayu Riau dengan Warna yang menarik dan Kualitas bagus. Kami menyediakan tenun songket yang asli buatan pengrajin tenun dengan menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).
Langganan:
Postingan (Atom)